Sunday, August 27, 2017

Puisi yang Tak Pernah Mati




Kamis sore itu,

Rindu para ibu kembali bertalu

Meratapi anaknya yang diterjang peluru

Dan hilang ditelan waktu


Kugenggam barisan kata

Dari luapan kegetiran dan air mata

Dirangkai oleh penyair tanpa nama

Yang lahir di antara deru mesin kota


Aku pun berdiri 

hendak membacakan sepenggal puisi

Yang kuyakin tak akan mati

Meski suatu saat nanti

aku beranjak pergi


Puisi ini tak bisa mati

Menghalau bisu

dan janji yang dikebiri sunyi


Mengantar harapan

yang berkelindan

dengan keputusasaan


Menemani setiap kehilangan

yang bergerak

dalam diam


Jangan lelah, bu...

Lain waktu 

mereka pasti membuka mata dan telinga


Dan tiap makna tak terucap sia-sia...


---------------------------


Karet Sawah,

Senin dini hari, 28 Agustus 2017.


*Untuk para ibu di Aksi Kamisan dan penyair Kalibata, Sabiq Caresbesth