Kamis sore itu,
Rindu para ibu kembali bertalu
Meratapi anaknya yang diterjang peluru
Dan hilang ditelan waktu
Kugenggam barisan kata
Dari luapan kegetiran dan air mata
Dirangkai oleh penyair tanpa nama
Yang lahir di antara deru mesin kota
Aku pun berdiri
hendak membacakan sepenggal puisi
Yang kuyakin tak akan mati
Meski suatu saat nanti
aku beranjak pergi
Puisi ini tak bisa mati
Menghalau bisu
dan janji yang dikebiri sunyi
Mengantar harapan
yang berkelindan
dengan keputusasaan
Menemani setiap kehilangan
yang bergerak
dalam diam
Jangan lelah, bu...
Lain waktu
mereka pasti membuka mata dan telinga
Dan tiap makna tak terucap sia-sia...
---------------------------
Karet Sawah,
Senin dini hari, 28 Agustus 2017.
*Untuk para ibu di Aksi Kamisan dan penyair Kalibata, Sabiq Caresbesth