Minggu 25 Januari 2015, Koalisi Aksi/2015, dalam hal ini
diprakarsai oleh jaringan komunitas GUSDURian Magelang, bersama dengan ratusan
warga Dusun Kagungan, Desa Tempak Kecamatan, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten
Magelang menggelar kirab budaya dan tradisi ruwatan di tiga sumber mata air. Tiga
sumber mata air itu saling berdekatan. Namanya tuk atau mata air tumpang yang diapit oleh dua mata air, yaitu tuk lanang dan tuk wadon. Ritual
turun temurun ini menjadi salah satu bentuk keharmonisan manusia dan alam.
Ritual dimulai dengan melakukan kirab budaya yang diikuti
oleh ratusan warga yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Dalam
prosesi ini, masyarakat membawa piranti sesaji seperti gunungan makanan
(tumpeng) dan berbagai hasil bumi. Ada sembilan tumpeng yang diikut sertakan
dalam kirab. Warga mengarak tumpeng dengan berjalan kaki 1,5 kilometer
mengelilingi desa, kemudian menuju sumber mata air Tumpang.
Sesampai di sumber mata air, sesepuh desa, Mbah Prayitno, memasukan air ke dalam
tiga buah kendi. Setelah selesai
prosesi, air tersebut kemudian diberikan ke masing-masing pimpinan RT di dusun
itu. Rangkaian kegiatan diakhiri dengan makan bersama atau Kumbul Bujono di dekat sumber air itu. Setelah makan bersama, warga
menggelar kesenian Jathilan dan
pagelaran wayang kulit semalam suntuk.
Chabibullah, koordinator Jaringan GUSDURian Magelang yang
juga menjadi salah satu penggagas acara tersebut mengatakan bahwa ritual
tersebut merupakan tradisi adiluhung yang harus tetap dipertahankan, karena itu
ia menggagas ide untuk mengkolaborasikan kampanye publik AKSI/2015 dengan
tradisi Kirab dan Ruwatan. “Ini bentuk perwujudan harmonisasi antara alam dan
masyarakat,” katanya. Menurutnya, sumber air tersebut menghidupi ribuan warga
di berbagai desa. Air tidak pernah surut meski musim kemarau. “Ini tidak lepas
karena konservasi yang dilakukan warga dengan tetap membiarkan pohon-pohon
resapan air dan tidak memotongnya,” terangnya.
Selain mengkampanyekan tentang tanggung jawab Negara
terhadap pemenuhan hak atas air
bagi rakyat dalam hal pemenuhan dan pengelolaan, kampanye tentang sistem
pengelolaan air berbasis masyarakat dan kearifan lokal, Kirab Budaya tersebut
juga diharapkan bisa mempublikasikan pola-pola pengelolaan air berbasis
komunitas; kearifan dan prespektif lokal dalam pengelolaan dan penghargaan
terhadap air maupun sumber mata air; serta memunculkan kesadaran di masyarakat
maupun pemerintah tentang Air adalah Hak Asasi.
No comments:
Post a Comment